Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional tahun 2025, Sekolah Indonesia (Singapura) Ltd. bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Singapura menggelar seminar bertema “Batikku Kebanggaanku”. Acara yang berlangsung meriah di aula sekolah pada Jumat, 19 September 2025 ini diikuti oleh siswa-siswi SMP dan SMA, yang antusias menyimak setiap materi yang disampaikan. Seminar ini tidak hanya bertujuan untuk memperingati hari bersejarah tersebut, tetapi juga menanamkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap warisan budaya bangsa Indonesia.
Tema “Batikku Kebanggaanku” dipilih untuk menguatkan identitas budaya di kalangan pelajar Indonesia di luar negeri. Melalui seminar ini, panitia berharap para siswa dapat memahami filosofi,sejarah, dan keunikan motif batik Nusantara, sekaligus mendorong mereka untuk aktif melestarikan dan mempromosikan batik dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat internasional tempat mereka tinggal.
Sebagai narasumber utama, hadir Toni Sugiarta, Founder and Creator of aNERD, sebuah brand lokal yang sukses mengangkat batik ke ranah modern dan global. Dalam paparannya, Toni membagikan pengalaman bagaimana ia mengolah motif tradisional menjadi desain kontemporer yang diminati generasi muda. Ia juga menekankan pentingnya inovasi tanpa menghilangkan esensi budaya, serta mengajak siswa untuk melihat batik bukan hanya sebagai pakaian, tetapi sebagai medium ekspresi identitas dan kreativitas.
Turut hadir pula Ibu Noeri Widowati Pratomo, Ketua DWP KBRI Singapura, yang dalam sambutannya menekankan peran penting ibu-ibu DWP dalam mendukung pelestarian budaya, termasuk melalui kegiatan edukatif seperti seminar ini. “Batik adalah warisan tak benda yang diakui UNESCO. Tugas kita bersama, terutama generasi muda, untuk menjaga dan mengembangkannya agar tetap relevan di era globalisasi,” ujarnya penuh semangat, disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.
Dalam sambutan pembukaannya, Kepala Sekolah Indonesia (Singapura) Ltd., Bapak Samuel Kuriake Balubun, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kerja sama antara sekolah dan DWP KBRI Singapura. “Kami percaya, pendidikan tidak hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan jati diri. Melalui acara seperti ini, kami ingin siswa-siswi kita tumbuh menjadi duta budaya yang bangga akan akar budayanya, bahkan ketika mereka berada jauh dari tanah air,” tuturnya dengan penuh harap.
Selain seminar, acara juga dimeriahkan dengan sesi tanya jawab interaktif, pameran mini motif batik dari berbagai daerah, serta workshop singkat membatik menggunakan media kertas. Para siswa tampak antusias mencoba teknik membatik sederhana dan berdiskusi langsung dengan narasumber. Beberapa siswa bahkan menyatakan keinginan untuk membuat komunitas pecinta batik di sekolah mereka sebagai tindak lanjut dari acara ini.
Seminar “Batikku Kebanggaanku” ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan kepada narasumber dan panitia, serta foto bersama seluruh peserta dengan mengenakan batik. Acara ini diharapkan menjadi awal dari rangkaian kegiatan budaya yang lebih besar di Sekolah Indonesia (Singapura) Ltd., sekaligus menjadi momentum bagi para pelajar untuk terus menggali, mencintai, dan membanggakan warisan budaya bangsa, di mana pun mereka berada. (SRS)